Home » Makalah Riskiyah 2

Makalah Riskiyah 2

0


mulai tampak
- Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll.
- Mulai tertarik dengan lawan jenis.



2.1 Mengenal Gangguan Perkembangan Motorik Anak

Gangguan Perkembangan motorik anak harus ditangani sejak dini, anak yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan baju atau menggunakan gunting, merupakan salah satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi motorik (development coordination disorder/DCD).

DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah. Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi belajar adalah fungsi motorik halusnya.

2.2 Contoh permainan untuk perkembangan motorik Anak

Beberapa permainan sekaligus kegiatan yang dapat menunjang perkembangan motorik Anak,yaitu:
1. Menggambar menggunakan tangan
2. Bermain dengan boneka kertas
3. Bermain lompat tali
4. Membuat gelang dan kalung
5. Puzzle

3. Perkembangan Kognitif

Pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur û angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.

Menurut teori Piaget, pemikiran anak û anak usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek û objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya.

3.1 Teori Perkembangan Kognitif :

Dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan,bagi Piaget, kemampuan secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme,tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
A. Periode sensorimotor (usia 0û2 tahun)
B. Periode praoperasional (usia 2û7 tahun)
C. Periode operasional konkrit (usia 7û11 tahun)
D. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

3.2 Tahapan Perkembangan Kognitif Individu Piaget
Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, mengemukakan 4 (empat) tahapan perkembangan kognitif individu , yaitu:

1.Tahapan Sensorimotor ( usia 0-2 tahun)
Tahapan sensorimotor berlangsung dari kelahiran sampai kira-kira usia 2 tahun.Dalam tahapan ini,bayi membentuk pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensorik (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan fisik,motorik oleh karena itu disebut "sensorimotor".Pada awal tahapan ini,bayi yang baru lahir hanya memiliki pola prilaku refleks.Pada akhir tahapan sensorimotor,anak berusia 2 tahun mampu menghasilkan pola-pola sensorimotor yang kompleks dan menggunakan symbol-simbol primitif.

Piaget membagi tahapan sensorimotor menjadi enam sub tahapan yaitu :
1. Refleks-refleks sederhana
2. Kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi-reaksi sirkuler primer
3. Reaksi-reaksi sirkiler sekunder
4. Koordinasi tahapan reaksi-reaksi sirkuler sekunder
5. Reaksi-reaksi sirkuler tersier,kesenangan baru dan keingintahuan
6. Skema-skema internalisasi


2.Tahapan Praoperasional ( usia 2û7 tahun)
Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna tentang object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut berbeda dengan pandangan pada periode sensori motor, yakni tidak bergantung lagi pada pengamatannya belaka. Pada periode ini ditandai oleh adanya egosentris serta pada periode ini memungkinkan anak untuk mengembangkan diferred-imitation, insight learning dan kemampuan berbahasa, dengan menggunakan kata-kata yang benar serta mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.


3.Tahapan Operasional Konkret (7-11 tahun
Tahapan Operasional konkret,ini berlangsung kira-kira usia 7 hingga 11tahun. Pada periode ini ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan langkah berfikir) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri

Share this article on :




Posting Komentar

 

Komentar Terakhir

Artikel Terbaru

Pengikut

© 2010 eTEKNOLOGI | E-lifestyle dan Teknologi All Rights Reserved Thesis WordPress Theme Converted into Blogger Template by Hack Tutors.info